MENGENAL HURUF KANJI
Kanji (漢字) secara harfiah berarti "aksara dari Han
Republik Rakyat Cina" adalah aksara Tionghoa yang digunakan dalam bahasa
Jepang. Kanji adalah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan
modern Jepang selain Kana (Katakana dan Hiragana) dan romajil. Kanji dulunya
juga disebut mana (真名) atau shinji (真字) untuk membedakannya dari Kana. Aksara Kanji dipakai untuk melambangkan
konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, dan kata
keterangan). Sementara itu, Hiragana (zaman dulu katakana) umumnya dipakai
sebagai Okurigana untuk menuliskan infleksi kata kerja dan kata-kata
yang akar katanya ditulis dengan Kanji, atau kata-kata asli bahasa
Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit ditulis dalam
aksara Kanji. Kecuali kata pungut, aksara kanji dipakai untuk menulis semau kosakata
yang berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang.
SEJARAH
Secara resmi, aksara Tionghoa
pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang di import dari Tiongkok
melalui Semenanjung Korea pada abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, akasara
Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari
batu dan barang-barang lain.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi,
dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan
Kaisar Ojin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra Kaisar.
Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Cu dan buku pelajaran menulis aksara
Tionghoa utnuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik. Walaupun
demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1
Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima
sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang di tulis di
Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana
mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru
tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut Yamato Kotoba dalam
aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan
kejadian penting. Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang
berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis
dalam bahasa Tionghoa dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa.
Sistem Kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa
Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca,
tanda diaktrik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata,
menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem
penulisan Man'yogana yang memakai akasar Tionghoa utnuk melambangkan bunyi
bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik Man'yoshu.
Sewaktu menulis Man'yogana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar
menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari
Man'yogana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita.
Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang
menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang
hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang
dipakai dalam Man'yogana.
CARA PENGUCAPAN
Satu aksara kanji bisa memiliki cara
membaca yang berbeda-beda. Selain itu tidak jarang, satu bunyi bisa
dilambangkan oleh aksara kanji yang berbeda-beda. Aksara kanji memiliki dua
cara pengucapan, ucapan Tionghoa (on'yomi) dan ucapan Jepang (kun'yomi).
- Ucapan Tionghoa (on'yomi)
On'yomi (音読み) atau ucapan Cina adalah cara
membaca aksara kanji mengikuti cara membaca orang Cina sewaktu karakter
tersebut diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi
bahasa Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan
di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari satu
on'yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak langsung
dilakukan pembakuan.
On'yomi dibagi menjadi 4 jenis :
·
Go-on
(呉音, "ucapan Wu") adalah cara
pengucapan dari daerah Wu di bagian selatan zaman Enam Diansti Tiongkok.
Walaupun tidak pernah ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa
masuk ke Jepang melalui Semenanjung Korea dari abad le-5 hingga abad ke-6.
Ucapan Wu diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang
diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on (ucapan
hari). Semuanya cara penguacapan sebelum Kan-on digolongkan sebagai Go-on
walaupun mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan dari daerah Wu.
·
Kan-on (漢音, "ucapan Hari") adalah cara pengucapan
seperti dipelajari dari zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan Jepang ke
Dinasti Tang dan biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara pengucapan
yag ditiru adalah cara pengucapan orang Chang'an.
·
To-on (唐音, "ucapan Tang") adalah cara pengucapan
karakter seperti dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan zama
Muromachi yang belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
·
Kan'yo-on (慣用音, " ucapan Populer") adalah cara
pengucapan on'yomi yang salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah
diterima sebagai kelaziman.
- Ucapan Jepang (kun'yomi)
Kun'yomi (訓読み) atau ucapan Jepang adalah cara
pngucapan kata asli bahasa Jepang untuk karakter Kanji yang artinya sama atau
paling mendekati. Kanji tidak diucapkan menurut pengucapan orang Cina,
mealinkan menurut pengucapan orang Jepang. Bila karakter kanji dipakai untuk
menuliskan kata asli bahasa Jepang, Okurigana sering perlu ditulis mengikuti
karakter tersebut.
Seperti halnya, On'yomi sebuah karakter kadang-kadang memiliki beberapa
Kun'yomi yang bisa dibedakan berdasarkan konteks dan okurigana yang
mengikutinya. Beberapa karakter yang berbeda-beda sering juga memiliki kun'yomi
yang sama, namun artinya berbeda-beda. Selain itu, tidak semua karakter memiliki
kun'yomi.
Kata "Kun" dalam kun'yomi berasal kata "kunko" (訓詁 ?) (pinyin: Xungu) yang berarti
penafsiran kata demi kata dari bahasa kuno atau dialek dengan bahasa modern.
Aksara Tionghoa adalah aksara asing bagi orang Jepang, sehingga kunko berarti
penerjemahan akasara Tionghoa ke dalam bahasa Jepang. Arti Kanji dalam bahasa
Tionghoa dicarikan padanannya dengan kosakata asali bahasa Jepang.
Sebagai aksara asing, aksara Tionghoa tidak dapat diterjemahkan semuanya
ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya, sebuah karakter kanji mulanya dipakai untuk
melambangkan beberapa kun'yomi. Pada masa itu, orang Jepang mulai sering
membaca tulisan bahasa Tionghoa (kanbun) dengan cara membaca bahasa Jepang.
Sebagai usaha melakukan cara membaca kanji, satu karakter ditetapkan hanya
memiliki satu cara pengucapan Jepang (kun'yomi). Pembakuan ini merupakan dasar
bagi tulisan campuran Jepang dan Tionghoa (wa-kan konkobun) yang merupakan
cikal bakal bahasa Jepang modern.
Kokkun
Kokkun (国訓) adalah karakter kanji yang mendapat arti baru yang
sama sekali berbeda dari arti semua karakter tersebut dalam bahasa Tionghoa,
misalnya :
- 沖 chu, okitsu, oki (jauh di laut, lepas pantai; pinyin: chong, membilas; chong, kuat).
- 椿 tsubaki (Kamelia; pinyin: chun, Ailanthus).
Jubakoyomi dan yutoyomi
Gabungan dua karakter sering tidak
mengikuti cara membaca on'yomi dan kun'yomi melainkan campuran keduanya yang
disebut jubakoyomi (重箱読み). Karakter
pertama dibaca menurut on'yomi dan karakter kedua menurut kun'yomi, misalnya :
- 重箱 (jubako)
- 音読み (on'yomi)
- 台所 (daidokoro)
- 役場 (yakuba)
- 試合 (shiai)
- 団子 (dango)
Sebalikanya dalam yutoyomi (湯桶読み), karakter pertama dibaca menurut
kun'yomi dan karakter kedua menurut on'yomi, misalnya :
- 湯桶 (yuto)
- 合図 (aizu)
- 雨具 (amagu)
- 手帳 (techo)
- 鶏肉 (toriniku)
KARAKTER BUATAN JEPANG
Kokuji (国字 ,aksara nasional) atau wasei kanji (和製漢字, kanji buatan Jepang) adalah karakter kanji yang asli
dibuat di Jepang dan tidak berasal dari Tiongkok. Kokuji sering hanya memiliki
cara pembacaan kun'yomi dan tidak memiliki on'yomi, misalnya :
- 峠 (tōge) : lintasan pegunungan
- 榊 (sakaki) : pohon sakaki (Cleyera japonica)
- 畑 (hatake, hata) : ladang, perkebunan
- 辻 (tsuji) : sudut jalan, penempatan jalan
- 腺 (sen) : kelenjar
- 働 (hatara(ku) : on'yomi : do) : bekerja.
Beberapa kokuji dipungut oleh bahasa
Tionghoa, misalnya : 腺 (xian).
DAFTAR KANJI
Pemerintah Jepang mengeluarkan
daftar aksara kanji yang disebut Toyo kanji (当用漢字表, karakter masa kini) pada 16 November 1946 yang
seluruhnya berjumlah 1.850 karakter. Daftar ini memuat aksara kanji yang telah
disederhanakan atau shinjitai (新字体, karakter bentuk baru). Sebaliknya, akasara kanji yang belum
disederhanakan disebut kyujitai (旧字体).
Daftar Toyo kanji digantikan dengan
daftar Joyo kanji (常用漢字) berisi
1.945 karakter yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan Jepang pada 10 oktober
1981. Hingga sebelum akhir Perang Dunia II, Kementrian Pendidikan sudah 4 kali
mengeluarkan daftar Joyo kanji (1923, 1931, 1942, dan 1945).
Kementrian Pendidikan juga memiliki
daftar kyoiko kanji (教育漢字, kanji
pendidikan) yang diambil dari daftar Joyo kanji. Daftar ini berisi 1.006
karakter untuk dipelajari anak sekolah dasar di Jepang. Selain itu, pemerintah
Jepang mengeluarkan daftar jinmeiyo kanji (人名用漢字, kanji nama orang) yang dipakai untuk menulis nama
orang.Hingga 27 September 2004, daftar jinmeiyo kanji berisi 2.928 karakter
(daftar Joyo kanji ditambah 983 kanji nama orang)
KANJI BERASAL DARI GAMBAR
Cara termudah untuk mempelajari
kanji adalah dengan mengingat bahwa kanji sebetulnya berasal dari gambar yang
dibuat tulisan. Perhatikan gambar-gambar berikut :
- Kanji 1
- Kanji 2
- Kanji 3
- Kanji 4